PADANG — Deputi Pengembangan SDM dan Hubungan antar Lembaga Kementerian Pariwisata menyelenggarakan Training of Trainers (ToT) bagi para dosen pendamping desa wisata di Hotel Bumi Minang, Selasa (12/3)-Kamis (15/3/2019).
Training dihadiri oleh perwakilan perguruan tinggi wilayah Indonesia barat yang terdiri dari Universitas Negeri Padang, Politeknik Negeri Padang, Universitas Muhamadiyah Sumbar, Poltekpar Medan, Poltekpar Palembang, STP Riau dan Akpar Muhammadiyah Aceh.
Narasumber yang juga Ketua Badan Kehormatan STIEPAR Yapari Dr. Diana Simanjuntak mengatakan bahwa training ini sendiri merupakan program dari pengembangan desa wisata melalui pendampingan.
“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan desa wisata dan memberikan pemahaman bahwa pariwisata dapat menjadi alat peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” terang dia dalam perbincangan kepada MinangkabauNews.com Selasa (12/3/2019).
Diana menerangkan Konsep Desa wisata adalah sebuah desa dengan mengoptimalkan potensi suasana kearifan lokal masyarakat setempat, di mana masyarakatnya memiliki sadar wisata dan mengamalkan nilai sapta pesona.
Menurutnya, pemerintah dalam hal ini Kemenpar akan berperan sebagai motivator, dinamisator dan fasilitator. Sedangkan, akademisi dalam hal ini perguruan tinggi berperan sebagai konseptor dan pelaku pengabdian masyarakat.
“Pelaku bisnis dan praktisi pariwisata berperan sebagai pelaku CSR serta komunitas atau masyarakat sebagai subyek yang diberdayakan untuk mengembangkan desa wisata,” beber dia.
Program ini sendiri, lanjut dia, akan dilakukan selama tiga hingga empat bulan setelah ToT dosen ini selesai dilaksanakan dalam pengembangan desa wisata melalui pendampingan.
“Bentuknya adalah pelatihan dan monitoring perkembangan kompetensi masyarakat untuk selanjutnya dievaluasi untuk menentukan saran tindak berikutnya,” ujar dia.
Kedepan, katanya, Dosen memberikan pelatihan peningkatan kemapapun bagi masyarakat di dua desa wisata yang metode dan contennya berasal dari Kemenpar RI. Metode pedekatan adalah dengan metode Andragogis dengan tidak terkesan menggurui dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Kemudian, kata dia, akan dilanjutkan dengan pelaporan dan seminar hasil pendampingan secara nasional dan sekaligus dilakukan pemilihan perguruan tinggi pendamping desa wisata terbaik dan akan mendapat apresiasi dari Kemenpar RI.
Lanjutnya, setelah itu wali nagari ataupun Kepala Desa mengusulkan kepada kepala daerah untuk penerbitan SK bupati tentang desa wisata untuk pengucuran dana dari Kementerian desa
“Dengan adanya 57 perguruan tinggi yang telah bekerjasama dalam program ini diharapkan dapat melakukan pendampingan dan pembinaan kepada minimal tiga desa wisata masing-masing perguruan tinggi dan meningkatkan peran masyarakat dalam kepariwisataan khususnya pengembangan desa wisata,” jelas dia
Selain itu Diana menjelaskan, Sumatera Barat memiliki segudang potensi wisata namun tidak dioptimalkan dengan baik. Seringkali masyarakat kita melewatkan potensi wisata yang ada di sekelilingnya sehingga tidak memberi kontribusi besar bagi perekonomian desa.
“Makanya peran pendamping desa wisata di tengah masyarakat ini harus betul-betul dimaksimalkan. Desa itu gudangnya potensi, pendamping desa harus jadi trigger untuk mengembangkan potensi itu,” terang Diana
Tambahnya, Para dosen harus membangun komunikasi intensif mulai dari kepala desa hingga kepala daerah agar program pengembangan desa wisata bisa berjalan dengan optimal. (RI)
Sumber : MinangkabauNews Link : https://minangkabaunews.com/artikel-20011-kembangkan-desa-wisata-kemenpar-ri-gelar-tot-bagi-dosen-pendamping-di-padang.html